15 Agustus, 2009

KITAB TA'LIMUL MUTAALLIM

KITAB TA’LIMUL MUTA’ALIM
A. PENDAHULUAN
Kitab TA'LIM MUTA'ALIM, yang disusun dan di karang oleh Syekh Az-Zarnuji, merupakan kitab wajib di ajarkan di pondok pesantren berbasis salafi dan modern, dan merupaka kitab dan acuan sekaligus bimbingan bagi seorang penuntut ilmu agar mendapatkan ilmu yang bermamfaat bagi dirinya pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sebagai mana kitab suci Al-Quran dan Al-Hadist sebagai pedoman bagi umat islam.
Dalam buku/kitab ini terdapat banyak sekali petunjuk – petunjuk bagi seorang penuntut ilmu, seperti halnya memilih guru dan teman yang akan di jadikan seorang guru dan teman untuk berdiskusi dan mencari solusi dalam permasalahan yang ada dalam masyarakat, cara memuliakan ilmu dan shohibul ilmi dan masih banyak hal – hal yang berhubungan tentang hak dan kewajiban penuntut ilmu.
B. ISI DARI TA’LIM MUTA’ALIM
Pada bagian awal kitab ini, beliau menguraikan dengan jelas dan gambling bagalman keutamaan ilmu dan Shohibul Ilmi, sekaligus keutamaan Ahli Fiqih. Sebab setiap para penuntut ilmu harus tahu bagaimana tata cara sholat, zakat,, dan lain- lainnya, hal-hal itu merupakan cabang-cabang ilmu dari ilmu Fiqih yang wajib di cari dan di pelajarinya.
Bukan saja mempelajari ilmu Fiqih yang Fardhu Ain hukumnya, tetapi ilmu Tauhid sama saja hukumnya, yaitu Fardhu Ain, sebab berkaitan dengan tentang keyakinan dan aqidah yang dimiliki oleh seorang muslim, agar keyakinan tidak luntur dan goyah seiring dengan perubahan zaman, apalagi jika kita pada saat sekarang ini banyak keyakinan dan aliran keagaman yang bermunculan bagaikan jamur yang bertaburan, yang mungkin akan menyerang dan merusak keyakinan dan aqidah kita semua selaku umat islam yang menyakini bahwa Allah adalah Tuhan Yang Esa da Nabi Muhamad adalah Rasul yang terakhir.
Pada bab berukutnya, syekh Az-zurnuji, menjelaskan secara gambelang tentang masalah niat. Karena niat merupakan pokok dan harus di miliki oleh para penuntut ilmu. Beliau menjelaskan secara gamblang bagaiman seorang penuntut ilmu berniat, karena denga niat yang sungguh-sungguh dalam melakukan aktifitas belajar maka akan mendapatkan pahala baik di dunia maupun di akhirat. Beliau juga menghimbau kepada kita agar kita berniat untuk menghilangkan kebodohan dalam diri kita dan kebodohan yang ada di diri orang – orang atau masyarakat sekitar kita, agar umat islam tidak tertinggal dalam dunia pengetahuan dan tekhonogi. Sekaligus melanjutkan estafet dan melestarika syariat isalam di bumi nusantara.
Syekh Az-zarnuji bukan saja menjelaskan tentang niat, akan tetapi beliau juga bagaimana kita mencari seorang guru yang akan di jadikan sebagai pembimbing, penuntun dan pentransper ilmu pengetahuan kepada kita, dan juga menjelaskan bagaimana kita mencari teman yang akan kita jadikan sebagai patner dalam mencari ilmu, sebab dengan berteman dengan yang malas secara otomatis kita akan ikut menjadi malas pula, begitu juga sebaliknya. Sebagai mana syair mengatakan :
"Janganlah engkau bergaul dengan seorang yang pemalas, banyak orang yang baik lantaran bergaul dengan orang yang rusak tingkah lakunya, akhirnya ia menjadi rusak."
Beliau juga menjelaskan cara memuliakan ilmu dan cara memuliakan para guru dan dosen selaku shohibul ilmi. Perlu kita ketahui, seorang yang mencari ilmu tidak akan mendapatkan ilmu dan keutamaannya, terkecuali menghormati ilmu dan para guru dan dosen, dan termasuk memulyakan ilmu adalah adalah menulis dengan tulisan yang baik dan jelas, agar kita tidakmenyesal dan di caci maki oleh anak cucu kita.
Syekh Az-zarnuji memberi penjelasan dan bimbingan kepada kita secara gamblang, bahwa kita seorang penuntut ilmu harus memilki kesungguhan, ketetapan dalam mencari ilmu dan kesungguhan dalam menuntun ilmu.
Karena dengan ketekunan dan kesungguhan maka kita akan mencapai dan mendapatkan apa yang kita cita – cita kan dan kita harapkan.
Beliau juga menjelaskan tentang permulaan belajar dalam menuntut ilmu, ukuran dan tartib dalam belajar. Beliau menyatakan, bahwa permulaan belajar adalah hari Rabu, dan hal ini banyak dilakukan dan di laksanakan oleh para pelajar dan santri, khususnya di pondok pesantren yang berbasis salafi atau yang lebih kita kenal adalah poindok pesantren salafiyah.
Beliau juga menganjurkan dan membimbing kita agar banyak membuat catatan tentang materi pelajaran yang telah di berikan kepada kita oleh seorang guru atau dosen. Agar biasa kita lihat pelajari kembali di saat kita lupa dan kita membutuhkannya.
Bukan saja menjelaskan permulaan belajar, akan tetapi beliau juga menjelaskan dan menyuruh kepada kita agar bertawakal selam kita dalam menuntut ilmu, dan jangan di ambil pusing tentang masalah rezeki, karena Allah sudah mengaturnya. Bertawakal selama kita dalam menuntut ilmu bukan berarti kita diam berpangku tangan, akan tetapi kita berusaha untuk menghafal dan mempelajari pelajaran – pelajaran yang telah di berikan oleh para guru dan dosen.
Selanjutnya beliau membimbing dan menjelaskan tentang waktu, sebab menuntut ilmu adalah kewajiban uamat islam. Beliau bmengatakan waktu yang baik dan bagus untuk menghafal dan untuk mempelajari ilmu (muthola'ah) adalah pada saat sahur atau sebelum masuknya waktu sholat subuh dan waktu diantara maghrib dan isya, di waktu itulah keberkahan dan kemulyaan. Akan tetapi di waktu – waktu itu kita di sibukan oleh berbagai aktifitas kita. Bukan itu saja, beliau juga menganjurkan agar istiqomah dalam menuntut ilmu, seperti tidak berpindah – pindah tempat duduk dan tempat kita belajar, bukan saja hilangnya keberkahan akan tetapi waktu dan biayapun kita di rugikan.
Menurut beliau seorang yang berilmu bukan harus memilki rasa kasih sayang dan penuh nasihat dalam berbicara. Seorang alim dan yang mempunyai ilmu di saat memberikan bimbingan dan nasihat harus dibarengi oleh rasa kasih sayang,
Beliau juga menganjurkan agar seorang penuntut ilmu agar selalu membawa buku catatan dan alat tulis, dengan tujuan untuk menulis hal – hal yang di sampaikan oleh seorang guru, akan tetapi mencatat hal – hal yang kita temui, sebab ilmu bukan saja di dapati dari belajar secara formal akan tetapi melalui proses pengalaman dan lingkungan sekitar.
C. KELEBIHAN KITAB TA'LIM MUTA'ALIM
Dalam kitab ini, syekh Az-Zarnuji banyak menjelaskan secara jelas dan gamblang mengenai hal – hal yang berhubungan erat dengan seorang penuntut ilmu, terutama saat sekarang ini, banyak sekali pelajar dan mahasiswa yang tidak menghormati ilmu dan para guru dan dosen, sehingga para dosen banyak di demo dan di kritisi secara umum dengan alasan ketidak profesionalan dalam mengajar, walaupun hal itu memang baik untuk kemajuan dalam dunia pendidikan, apakah baik kita mendemo para dosen yang telah mentransper ilmunya kepada kita? bukankah hal itu merupakan hal yang tidak baik?
Dalam menuntut ilmu, memang benar kita harus berniat untuk menegakkan kalimatullah, tanpa harus di barengi dengan niat yang lain.
Maka, sebaiknya para pelajar dan mahasiswa harus mengkonsumsi buku/ kitab ini sebagai pedoman dan acuhan dalam menuntut ilmu. Sehingga kita dapat memulyakan dan menghormati ilmu dan para sewajarnya, baik itu guru, dosen terutama para alim ulama.
D. KEKURANGAN KITAB TA'LIM MUTA'ALIM
Dalam buku / kitab ini syekh Az-zarnuji hanya berfokus pada bidang dan cabang – cabang ilmu yang berbau agama saja yang wajib dicari dan dipelajari, mungkin inilah dampak dari dualisme ilmu pengetahuan atau mungkin salah pemahaman tentang konsep pendidikan yang dikemukan oleh Iman Al-Ghozali yang berpendapat bahwa ilmu itu terbagi dua, yaitu ilmu agama dan ilmu umum, yang dampak dari kesalahan pemahaman itu kita umat islam tertinggal dari bangsa Eropa yang mayoritas bergama Kristen.
bahkan beliau melarang mencari dan mempelajari ilmu umum dengan alasan ilmu – ilmu itu tersebut hanya membuang – buang waktu tanpa ada manfaat, akan tetapi apabila kita lihat dan kita rasakan pada zaman sekarang ini yang akan ilmu – ilmu pengetahuan umum yang banyak kemajuan, walaupun dalam cabang – cabang ilmu agama pun banyak perkembangan.











Daftar Pustaka
1. Kitab Ta’limul Muta’alim (Kitab Kuning) oleh Syekh Az-Zarnuji
2. PEDOMAN BELAJAR BAGI PELAJAR DAN SANTRI (Terjemahan Kitab Ta’limul Muta’alim) Oleh Noor Aufa Shiddiq Al-Qudsy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar